Sekkab Dicopot, Rusuh di Banggai


LUWUK – Perseteruhan Bupati Banggai Ma’mun Amir dengan Sekretaris Kabupaten Banggai Ismail Muid kini kian meruncing. Menyusul informasi pencopotan Ismail dari jabatannya, masyarakat di tiga titik di wilayah Banggai, Senin (3/2) sore, berunjukrasa memprotes pencopotan Ismail. Informasi yang dihimpun dari lapangan, aksi masyarakat ini terjadi di Mendono, Kecamatan Kintom, Kecamatan Pagimana dan Nuhon, Kecamatan Bunta. Tak sekedar memprotes, masyarakat juga menumpahkan amarah.

Mereka marah, setelah menerima kabar Ismail dicopot dan diganti seorang pejabat di Palu. Pengganti Ismail akan dilantik Kamis besok di Palu. “Surat Keputusannya sudah turun,” kata sumber media ini.
Di Mendono, amarah masyarakat yang tergabung dalam Komite Aksi Rakyat Bersatu (KARBAS), dimuntapkan dengan menutup jalan dan juga membakar ban bekas. Aksi ini dilaporkan berakhir kisruh.

Massa aksi terlibat bentrok dengan aparat. Akibatnya, enam masyarakat dan dua anggota polisi terluka, sementara beberapa warga ditahan polisi untuk dimintai keterangan. “Dua polisi itu malam ini masih dirawat di rumah sakit, yang satu parah,” kata seorang warga di RSU Luwuk yang dihubungi Media Alkhairaat, Selasa malam.
Aksi ini baru mereda menjelang malam, saat bala bantuan dari Polres Banggai dan Kodim 1308 tiba di lokasi unjukrasa. Namun, aksi di Pagimana dan Bunta dilaporkan terus berlangsung hingga malam beranjak tua.

Menurut Iwan Said, seorang warga Luwuk, masyarakat Banggai kecewa bila Ismail tetap dimutasikan. Iwan menilai, sebagai Sekab Banggai, Ismail sangat dicintai masyarakat, hingga dijuluki “Panglima Birokrasi”. “Kami tidak menerima kalau Pak Ismail Muid dipindahkan. Kami ingin beliau tetap di jabatannya sebagai Sekab Banggai. Proses pemindahannya tidak rasional,” protes Iwan. Dia yakin, bila Gubernur Sulteng HB Paliudju tetap mencopot dan menarik Ismail ke Palu, sejumlah masyarakat Banggai yang mencintai Ismail akan memprotes. Ia khawatir, proses pemutasian Ismail yang tidak rasional memicu konflik horizontal. “Kami minta pak Gub bersikap bijak memahami masalah ini,” urai Iwan.

Di sisi lain, Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedalda) Banggai, Juanda Balahanti menilai, masyarakat dan pihak yang terkait mesti menerima pemindahan Ismail. “Sebagai bawahan harus loyal terhadap keputusan pimpinan. Itukan Hak Prerogatif Bupati,” ujarnya via telepon. Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokoler Sulteng, Irwan Lahace, mengatakan hingga Selasa malam, pihaknya belum menerima kepastian pemutasian Ismail. “Belum ada informasi soal itu, apa diganti atau bagaimana? Besoklah saya informasikan pada media, sebab saya harus tanyakan dulu pada pimpinan,” kata Irwan. (urif/syarif/mediaalkhairaat)

Sumber : http://beritapalu.org/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=1

No comments: